duniaunggas.c0m – Produksi telur puyuh menurun. Disaat harga pakan yang mulai naik dan harga telur puyuh tidak seimbang disini kita kadang merasa sangat prihatin. Belum lagi harga kebutuhan pokok yang selalu mahal. Sementara pendapatan utama adalah dari peternakan puyuh. Saya mencoba memberi pemahaman sedikit tentang permasalahan penyebab, produksi telur puyuh menurun. Jamu Herbal Untuk Unggas (Puyuh Dan Ayam)

Satu dari tiga pangan asal ternak yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah telur. Usaha perbaikan manajemen pemeliharaan pada puyuh petelur sangat diperlukan untuk menghasilkan pullet dengan performa yang baik sampai afkir. Salah satunya adalah upaya penekanan pada kemunculan penyakit yang ada hubungannya dengan produksi telur puyuh menurun. Penyakit pada puyuh petelur diartikan sebagai disfungsi organ, yakni tidak berfungsinya secara normal organ puyuh yang terinfeksi oleh mikroorganisme penyebab penyakit, baik itu organ pencernaan, pernafasan, central neuro system (CNS) maupun organ reproduksi yang secara langsung berhubungan dengan pembentukan dan distribusi telur.

Minimnya kandungan nutrisi bahan pakan yang diberikan pada puyuh peliharaannya. Disamping itu, faktor penyakit juga diyakini sebagai salah satu penyebab terjadinya penurunan produksi telur.  Diantara jenis penyakit tersebut adalah ND, AI, AE Virus, IB, Mycoplasma gallisepticum dan Paramyxoviruses lainnya, namun yang sering menjadi buah bibir peternak puyuh layer, Technical Services, Praktisi Perunggasan dan Akademisi adalah IB, ND dan Egg Drop Syndrome (EDS 76)

 

PENGERTIAN EDS (EGG DROP SYNDROME)

Egg Drop Syndrome (EDS) adalah suatu penyakit puyuh yang disebabkan oleh kelompok virus adeno. Puyuh  yang terserang oleh penyakit ini akan mempengaruhi produksi telur puyuh menurun. kerabang telur lembek atau tidak membentuk kerabang, sementara puyuhnya sendiri terlihat sehat. Penyakit ini biasanya dijumpai pada puyuh  petelur yang sedang dalam puncak produksi dan juga pada ayam layer dengan masa puncak produksi.

Mengenali EDS Pada Unggas

Gambar : Puyuh Terkena EDS

SPESIES YANG TERINFEKSI

Itik dan angsa tampaknya menjadi tempat yang alami untuk adenovirus.  Virus ini juga telah diisolasi oleh coots dan grebes, dan antibodi telah ditemukan pada spesies burung termasuk burung camar, burung hantu, bangau, angsa, ayam mutiara, dan merpati. Penyakit klinis telah dilaporkan pada ayam, puyuh, dan angsa. Kalkun dapat terinfeksi eksperimental namun tetap asimtomatik (Bishop, 1996).

 

Penyakit menular secara horizontal maupun vertikal. Infeksi EDS menyebabkan daya tetas telur menjadi turun sehingga jumlah DOQ  dari induk tertular EDS hanya sedikit. Tetapi masih ada kemungkinan induk terserang EDS tetap tampak sehat dan menghasilkan telur tercemar ringan virus EDS sehingga bisa menetas menjadi DOQ.

Hal ini perlu diwaspadai karena selama DOQ dan DOC tumbuh, virus EDS tetap ada didalamm tubuhnya dan seolah-olah tertidur. Pada saat puyuh dan atau ayam mulai bertelur, virus EDS yang tertidur dan jumlahnya sedikit menjadi terbangun. Berkembang biak dan menyebar ke puyuh atau ayam lain dalam satu kandang. pada saat puyuh akan mencapai puncak, produksi virus EDS yang berkembang mampu memunculkan gejala klinis jika sebelumnya tidak ada upaya pencegahan.

GEJALA  KLINIS

Egg drop syndrome telah dilaporkan pada ayam dan burung puyuh. Gejala utama adalah penurunan dalam produksi telur dan  telur yang di hasilkan abnormal.

Penyakit sering terjadi pada puyuh petelur usia 10 – 15  minggu dan ayam layer 32 – 40 minggu.  Puyuh atau ayam  tampak sehat, tidak memperlihatkan gejala sakit kecuali penurunan produksi yang sangat drastis disertai penurunan kualitas telur. Biasanya semakin besar penurunan kuantitas telur yang diproduksi makin rendah pula kualitasnya. Tetapi adakalanya penurunan kualitas telur mendahului penurunan produksi telur. kerabang telur berubah warna menjadi lebih pucat, lembek atau kasar dan telur berubah bentuk atau kecil.

Penyakit Egg Drop Syndrome dan Pencegahannya

Sampai saat ini, angsa masih di anggap paling  sering terkena. Namun, pada tahun 2001, penyakit pernapasan akut berat yang terkait dengan adenovirus dilaporkan pada unggas yang terinfeksi di Negara Hungaria. Penyakit ini sangat berpengaruh pada unggas pada usia antara 4 dan 20 hari. Gejala-gejala meliputi anoreksia, depresi, bersin, batuk, dyspnea, dan rales.

 

MORBIDITAS DAN MORTALITAS

Egg drop syndrome biasanya berlangsung 4 sampai 10 minggu. Sebuah penurunan 10% menjadi 40% pada produksi telur. Merupakan salah satu fakto produksi telur puyuh menurun. Tingkat  kekebalan pada penyakit tersebut menyebabkan penurunan  2% sampai 4%. Pada  puyuh, penurunan produksi telur adalah 10% dan 50%. Kematian tidak diharapkan.

Penyakit pernapasan telah dilaporkan dalam 4 sampai 20 hari pada angsa peliharaan. Penyakit ini terlihat hanya pada burung sangat muda dari kawanan, kelangkaannya dapat dijelaskan dengan prevalensi antibodi yang tinggi pada populasi angsa dan adanya antibodi ibu pada burung muda selama periode kerentanan. Pada unggas yang mempunyai  penyakit pernapasan, tingkat mortalitas adalah 5% sampai 7% (Nanics,2001).

 

Dalam mendiagnosis Egg Droop Sydrome  dapat dilakukan dalam tiga cara diagnosis yaitu :

  1. Diagnosis Klinik

Cangkang kualitas buruk dan penurunan produksi telur, dalam sebuah kawanan yang sehat, penyebabnya dipastikan Egg drop syndrome. Penyakit ini juga dapat bermanifestasi sebagai penurunan kecil pada hasil telur atau kegagalan untuk mencapai produksi. Diharapkan  tingkat Penyakit pernapasan disebabkan oleh adenovirus dapat ditekan.

 

  1. Diagnosis Labotarium

Adenovirus dapat diisolasi pada bebek atau telur berembrio,dan dalam kultur sel. Garis sel rentan termasuk bebek dan embrio ayam, hati, ginjal bebek, dan fibro sel-sel blast. Virus dapat diisolasi langsung dari saluran reproduksi ayam yang terkena. Antigen virus dapat dideteksi dengan reaksi rantai polimerase (PCR) atau antigen-capture (enzyme-linked immuno assay ¬ sorben (ELISA) teknik imunofluoresensi telah digunakan dalam beberapa kasus (Dhinakar Raj G,2003). Tes serologi hemaglutinasi inhibisi termasuk menggunakan unggas RBC, ELISA, dan netralisasi serum. Tes imunodifusi ganda juga telah digunakan.

  1. Diagnosis lainya

Gizi dan faktor-faktor manajemen lainnya berdasar diagnosa banding . Penurunan produksi dan rendahnya kualitas cangkang juga dapat terjadi dengan penyakit seperti bronkitis menular, Penyakit Newcastle dan flu burung, namun burung dengan penyakit ini biasanya menjadi sakit. Diagnosis diferensial untuk penyakit pernapasan pada unggas mencakup berbagai penyakit virus, bakteri, dan jamur lainnya.

Jamu Unggas, Cara Membuat Dan Bahannya

 PENGENDALIAN  Egg Droop Syndrome

  1. Pengobatan

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit EDS – 76. usaha yang dapat dilakukan adalah menjaga kondisi badan tetap baik dan meningkatkan nafsu makan dengan memberikan Vita Stress. Infeksi sekunder dicegah dengan memberikan Therapy atau Doxyvet. Dapat pula diberikan pemanasan tambahan pada kandang.

 

  1. Pencegahan

Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk kandang

Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan suasana nyaman bagi puyuh, antara lain : jumlah puyuh pada suatu luasan kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilaksanakan sistem “all in all out”.

Gejala EDS pertama ditandai oleh hilangnya corak batik pada telur puyuh, kemudian secara cepat diikuti oleh keluarnya telur dengan kerabang lunak atau tanpa kerabang. Telur tanpa kerabang tidak mudah untuk ditemukan karena puyuh cenderung untuk memakannya. Terjadi penurunan produksi yang bervariasi antara 0-40%. Adakalanya terjadi diare. Cara Membuat Jamu Unggas (Ayam Dan Puyuh)

Pengobatan yang efektif tidak ada. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengusahakan galur puyuh yang bebas dari EDS, dan bila terjadi infeksi perlu dihindarkan terjadinya pencemaran ke kandang lain. Puyuh  yang terserang EDS dapat dipotong dan dagingnya boleh dikonsumsi. Sisa pemotongan harus dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar. Telurnya dapat dikonsumsi dan diperdagangkan setelah direbus. Semoga bermanfaat

 

About the author

admin

Leave a Comment